Halaman

Jumat, 02 November 2012

Salah Kamar

Beberapa waktu yang lalu, kebetulan ada acara piknik keluarga yang diselenggarakan oleh kantor tempat ayah saya bekerja. Piknik diselenggarakan di sebuah penginapan bintang 4 di pantai Anyer. Nah, sesuai dijudul postingan ini, saya akan sedikit berbagi cerita tentang kebodohan yang terjadi di sana.


Malam itu, acara malam puncak. Yang dipikiran saya adalah menang doorprize meskipun itu kupon milik ayah saya. Kebetulan juga, ayah saya memberikan sambutan untuk perpisahan pensiunnya. Selain itu, acara yang paling melekat dalam piknik tahunan ini adalah joget dangdut. Joget bareng pejabat, teller, CS, supir dan OB menjadi sebuah kegiatan yang paling saya tunggu, apalagi adik saya cukup antusias. Ditambah lagi, ayah saya selalu mendangdut di acara ini.

Acara malam puncak saya tinggalkan setelah pembagian souvenir untuk semua peserta piknik. Begitu juga doorprize dan grandprize tidak beruntung kami dapatkan. Sementara acara sedang berakhir, saya dan adik saya berjalan menuju kembali ke kamar. Kebetulan, ayah diberi fasilitas yang cukup wah dibanding peserta piknik yang lain, mungkin karena akan pensiun. Kamar kelas residence menjadi tempat bermalam kami sekeluarga. Posisi kamar - kamar tersebut berada di dekat restoran pinggir pantai milik penginapan ini.

Kamar Residence


Sekembali saya dan adik saya dari acara, adik saya melihat jendela depan (dobel jendela) belum ditutup. Lantas, ia menutupnya dan saya inisiatif ikut menutup jendela lainnya. Kebetulan saya lihat jendela kamar yang ditempati kakak saya belum juga ditutup. Ada yang janggal dengan pemandangan kamar kakak saya, sangat berantakan dan tidak ada isinyam padahal kakak saya, istrinya, anaknya dan ibu sudah terlebih dahulu kembali, tapi....

.... kami menyadari bahwa itu bukan kamar kami. Adik saya tersadar bahwa jendela depan sudah ditutup oleh ayah saya sebelum ke acara. Saya juga ikut menyadari karena kamar kakak saya tadi. Kami berdua kompak melompat dan berlari menuju kamar sebelahnya yang sebenarnya kamar kami. Itu kamar salah satu pejabat di kantor ayah saya. Wow!!!

Seketika kami berada di ruang tv, dilanjutkan dengan ngos - ngosan dan menahan tawa. Kakak dan ibu saya rupanya belum tertidur. Tidak tahan akhirnya kami bercerita juga.
Suasana Hotel Mambruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar