Pagi itu, Odi, seorang tenaga pengajar sekolah dasar, dasar bumi,
baru saja selesai mencabuli murid – muridnya, dalam lamunannya. Pecah ketika
bel pergantian pelajaran usai. Juga di ruang guru, tidak ada satupun guru wanita
yang tidak memperhatikannya. Bagaimana tidak? Kebiasaannya tiap pagi adalah
menggoda dan memberikan kecupan indah di kening mereka, dalam lamunannya. Sama
seperti pagi – pagi lainnya, Odi tidak lupa untuk melupakan memakai sempak.
Setiap malam minggu, Odi gemar minum susu ibu di sebuah warung kopi. Warung
kopi di dalam sebuah pasar malam. Malam – malam penuh romansa. Romansa yang
dibangkitkan dari para musisi di atas panggung di pasar malam itu.
Salah satu musisi terkenal di sana adalah Nanda. Dia pandai menulis
lirik lagu, lirik yang diciptakan teman – temannya. Selain itu, dia pandai
menulis kaligrafi, puisi, sajak tak bertuan, kolom opini, jawaban TTS, PR
keponakannya, bahkan tulisan – tulisan bergambar kelamin laki - laki di tembok
rumah – rumah mewah di sekitar rumahnya.
Namun, Nanda adalah seorang shemale. Dia bukan gay, hanya saja
sedang mengalami disorientasi seksual dengan tingkat kegalauan wilayah regional
tiga SPMB/SNMPTN. Klimaksnya adalah dia sedang senang mencumbu para gadis,
gadis yang biasa dicumbui kucing peliharaannya.
Sejak sebulan yang lalu, Odi memproklamasikan jatuh cintanya pada
seorang shemale ini, Nanda. Waktu itu Odi memberi saweran saat Nanda tampil
garang dengan jepitan rambut menghiasi rambut sampingnya. Saweran tiap
minggunya adalah selembar uang hijau bergambar orangutan yang selalu diberi
lipstik oleh Odi.
Pergumulan cinta Odi kepada Nanda setiap malam minggu. Setiap
tampil. Setiap inci dari kejauhan warung kopi dan panggung. Atau saling
bertatapan saat saweran. Saat – saat itu Odi dengan ganasnya menggagahi shemale
itu, dalam lamunannya. Namun, selalu pecah ketika seorang berbadan besar
menghalangi pandangannya.
Adit-lah sang pengganggu kemesraan Odi. Betapa tidak? Setiap sesuatu
di baliknya, dapat dikatakan sebagai gerhana sesuatu itu. Beberapa kali Adit
mempersembahkan gerhana panggung kepada Odi. Itu karena Adit tahu bahwa Odi
gemar mengkhayali Nanda. Rupanya, Adit seorang maniak shemale. Saking kesalnya,
Odi sering menggigit susu seorang ibu yang sedang menyusuinya.
Keseruan mencapai klimaksnya. Adit tidak hanya menggerhanakan
panggung, tapi juga suasana romansa yang disajikan shemale itu. Odi emosi
tingkat kecamatan Singosari. Dilemparnya ibu yang sedang menyusuinya ke arah
Adit. Adit membalasnya, melempar botol plastik berisi urin yang dia simpan di
lemari es selama sebulan. Odi melempar ibu – ibu susu lainnya, lalu Adit
menikmati susu – susu itu. Berlanjut, Adit menarik Nanda lalu melemparkannya ke
arah Odi. Odi menangkapnya, tapi ia lupa pakai sempak. Lalu odi membalasnya
dengan ilmu kanuragannya, ilmu pengetahuan alam. Otak Adit tidak sanggup
menampungnya lalu ia tersungkur lemas.
Tiba – tiba langit terang.
Masih pagi. Odi masih mengajar di sekolah dasar, dasar bumi.
Salah seorang murid berbau tanah memecahkan lamunannya.
“Pak, seru banget ngelamunnya?! Celananya sampe sempit gitu.”
Itu memang karena Odi penggemar Changcuters, mengajar selalu memakai skinny
tight pants.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar