Halaman

Rabu, 04 Mei 2011

Tape? Tape Deh!

Hah huh hah huh....

Sebelum membaca, ada baiknya Anda pemanasan dulu, terutama wajah Anda. Eits, tapi jangan sambil dipegang karena keseringan memegang wajah dapat memperjelek. Believe it or not, then I don't.

Beberapa pekan yang lalu saya mengadakan perjalanan dari Malang ke Surabaya dengan numpak sepur ekonomi Penataran. Murah meriah euy, Rp4.000,-!!! Tujuannya itu tidak perlu saya publish. Saya memutuskan naik kereta subuh dengan jam berangkat 4.25 WIB. Sesuai kebutuhan, saya sudah berada di stasiun pukul 4.10 WIB. Bisa antri tiket dulu, bisa subuhan dulu, bisa leyeh - leyeh dulu, dan yang namanya Malang emang pada dasarnya dingin, alhasil, saya pipis dulu. Nah yang bikin kesel nih, masih aja pas keretanya mulai jalan saya kebelet pipis. Ommo >.<

Dalam pikiran, "Masa kereta baru jalan udah mau pipis aja, apa kata penumpang laen :S" ditambah, "Kalo gw bangun dari kursi terus keretanya tiba2 sampe di stasiun berikutnya, gw rebutan kursi gw ama penumpang yang baru naek :S" terus aja pikiran saya begitu sampe akhirnya selepas stasiun Sidoarjo saya sudah tidak tahan.

Maaaak >.< kantong kemih tumpah nih!!!

Saya putuskan untuk memberi tempat duduk kepada, entah seorang ibu ato bapak yang sudah berumur karena saya tidak begitu ingat jika berbuat baik :p *pamer. Saya menyusuri gerbong yg sarat penumpang berdesakan *padahal cuma lewatin 3 baris kursi :s. Sampai di sambungan kereta saya bertanya kepada orang - orang yang ada di depan toilet (biasalah basa - basi).

"Pak, toiletnya bisa?" tanya saya.

Tidak ada respon dari mulut salah seorangpun yang ada di situ, namun salah satunya membuka pintu toilet tersebut dan berkata dengan santainya, "Wah, ada tape tuh, Mas, coba gerbong sebelah aja!"



"Hah?" sambil saya melongo ke dalam toilet. Shitlah @%&#*!!! Yang saya lihat adalah sekeranjang tape penuh. Aaaarrrrgggh... KESEL BET DAH!!!

-_____-"

Kemudian, saya menyusuri gerbong sebelah. dan bertanya kepada seorang bapak yang ada di sekitar toilet, "Pak toiletnya bisa?"

Sembari membuka pintu toilet yang terhalang oleh seorang ibu dan anak yang sedang duduk di atas dua karung beras tepat di depan toilet tersebut, bapak itu menjawab, "Waduh, gak ada airnya, Mas! Coba ke toilet depan sana!" dengan wajah datar. Aku hanya bisa membayangkan aku menerobos gerbong yang sarat penumpang tersebut. Rasanya saya ingin mencabut paksa lembaran kumis - kumis bapak itu.

Aku hanya bisa menahan kontraksi kemih ini >.<". Haduh, masa gara - gara naik kereta saya harus operasi kemih, tanya khawatir dalam pikiran saya. Saya berdiri tepat di sambungan kereta dan menatap seorang nenek yang ada di sebelah saya. Saya kembali ke depan toilet dan memaksa bapak tadi, "Gak apa - apa dah, Pak, gak ada air!" Akhirnya, bapak itu menyerah dan menyuruh ibu dan anak tadi yang ternyata adalah istri dan anaknya untuk memberi saya jalan masuk ke toilet.

Dan apa yang terjadi, saya melihat ada seember berisi air yang tidak penuh.
>.<" &$#&$%@*@#&%$^#^%*@!!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar