Halaman

Kamis, 14 April 2011

Kecelakaan Bodoh

Jika sudah berjanji, sebaiknya ditepati. 

Ceritanya begini, pernah saya berjanji kepada diri saya bahwa jika nanti saya memiliki sepeda motor, tidak akan saya gunakan untuk berpacaran. Pernyataan itu keluar saat saya baru diberikan sepeda motor untuk bersekolah. tepatnya kelas XI. Namun, tak disangka, saya malah dapat pacar saat kelas XII, padahal malas pacaran, pengennya gebet sana sini aja (sebenernya, malah ditolak sana sini ahahaha *curcol).

Pertama kalinya, pulang sekolah anterin doi. Saya tidak langsung pulang, tetapi berbincang - bincang dulu di depan rumahnya, tepatnya di depan gangnya. Mungkin sekitar 30 menitlah, haduh betahnya, padahal saya sudah mau pulang, takut kesorean. Kemudian, meluncurlah saya menuju rumah dengan perlengkapan selain helm, yaitu  full mask untuk pembalap dan sarung tangan. Selama perjalanan merasa senang, namanya anak muda yang lagi poling in lop. Tak lupa pedal gas saya tarik lebih dalam.

Ketika sebelum melewati underpass, saya meningkatkan laju sepeda motor saya karena jalannya selalu senggang, terutama sore hari. Speedometer di atas 90 KM/H. Saya di belakang sebuah mobil kijang. Pandangan saya hanya tergantung mobil di depan saya itu sehingga keadaan jauh di depan saya tidak dapat saya lihat. Tak disangka jauh di depan sana ada sedan sedang berhenti karena di depannya ada bus Mayasari Bhakti yang sedang menurunkan penumpang.
Posisi semua kendaraan yang terlibat dalam ingatan saya.
 Sesaat setelah bus menurunkan penumpang, sedan hendak mencoba mendahului bus tersebut. Saat itu pula, mobil kijang di depan saya, berbelok ke kanan karena ia tidak melalui underpass. Kemudian, menyebabkan saya terkejut melihat sedan tersebut yang sebelumnya tidak tampak dalam pandangan saya dan kebetulan sedan tidak menggunakan lampu sign untuk mendahului bus. Panic at the disco, saya melakukan pengereman dari jarak yang cukup dekat dengan kecepatan tersebut. Bodohnya, yang saya handalkan hanya rem depan dan belakang, padahal sepeda motor yang memiliki tingkatan gear pasti juga memiliki engine brake atau rem mesin. Seharusnya saya mengurangi gear sepeda motor saya. Karena bus sudah melaju, sedan yang sudah hampir di posisi kanan membatalkan niatnya, alhasil, saya membentur sudut kiri belakang sedan tersebut.
Posisi saat terjadi kecelakaan bodoh.
Sepeda motor membentur dan terbanting ke kiri, sedangkan saya terlempar di antara sepeda motor saya dan sudut kiri sedan. Saya menjatuhkan kepala terlebih dahulu karena helm yang saya gunakan cukup tebal, namun saya lupa melindungi rusuk saya. Lutut kiri saya sempat terbentur stang. Sesaat kemudian saya langsung terduduk dan membalikkan badan karena saya hanya mencemaskan sepeda motor saya. Bodoh.

Seorang mengangkut sepeda motor saya. Kemudian saya berteriak, "Woy, Mas! Orangnya juga nih!"

Muncul satu orang lagi memapah saya. Saya berjalan agak kesusahan karena kaki kiri saya bergetar meski tidak mengalami luka sedikitpun.

Orang - orang berkumpul dan sedan mundur hingga tempat berkumpul tersebut. Yang ada di pikiran saya adalah saya yang bersalah karena telah menabrak, namun orang - orang malah menyalahi pengemudi sedan tersebut yang isinya sekeluarga. Sementara yang lain mengecek gear sepeda motor saya. Saya melihat sepeda motor saya tidak apa - apa, namun orang - orang memaksa saya untuk mengecek ke bengkel. Saya pikir bengkel biasa, ternyata, bengkel resmi karena saya tidak melihat.

"Saya dan penduduk sedan hanya saling meminta maaf. Bodoh."

Setelah bubar, saya diberi segelas air mineral, padahal saya sedang puasa. Kemudian, orang - orang malah menyalahkan saya, "Mas, seharusnya tadi minta ganti aja! Lumayan dua ratus ribu dapet tuh." Saya tidak melakukannya karena saya merasa saya yang menabrak dan juga tampak sepeda motor saya tidak apa - apa. Namun, sesaat saya akan meninggalkan lokasi, saya merasa ada yang aneh dengan stang sepeda motor saya. Ternyata, bengkok!!! Miring ke kiri. Saat saya melewati bengkel resmi saya cukup menyesal karena tidak menuruti orang - orang tadi.

Alhasil, sampai rumah, bukannya mendapat simpati, malah mendapat makian. :S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar